
Semua penonton pasti tidak mengira bahwa mereka tidak hanya menyaksikan sebuah pertandingan sepak bola pada laga itu tetapi juga menyaksikan sebuah prosesi kematian. Puerta yg tiba-tiba tersungkur memang urung wafat di lapangan karena pemain lainnya segera menolongdirinya. Walau dokter Sevilla berhasil membuat jantung Puerta berdenyut kembali tetapi beberapa waktu berselang Puerta tutup usia.

“Umur manusia adalah perjalanan anak panah yang meluncur ke arah diri Аnda”, demikianlah kata seorang yang bijak. Setiap waktu jarak kita dgn panah itu semakin dekat. Entah berapa jarak pastinya. Tapi panah itu pasti mengenai kita dan kita tidak akan bisa berkelit dari itu. Dan ingat… Panah itu tidak akan meleset walau sedetikpun. Mereka (puerta dan feher) mereka mungkin tidak mengira dan tidak memikirkan tentang perihal kematian.
Mengingat kematian sebagai titik batas umur adalah amalan para sufi. Tapi sebagaimana kita tahu, setiap amalan yg baik tak serta-merta mudah dilakukan. Sekalipun seorang manusia itu menyadari hal ini tentu tdk selamanya dia bisa selalu teringat kematian. Karena memang kebanyakan berorientasi duniawi. Dari 2 peristiwa di atas adalah sebuah pelajaran yg indah dari Аllah. Umur kita hakikatnya itu sama dengan umur Puetra dan Feher . Dia akan sampai dan membuat kita tak jauh beda dengan seekor burung darah yg melayang jatuh dari sebatang pohon setelah tubuhnya tertembus anak panah. Wallahu a’lam.
Sumber: Hidayah Januari 2008
0 komentar:
Posting Komentar